berikut ini dampak sosial politik g30s pki kecuali
Q Berikut ini dampak sosial politik G 30 S/PKI, kecuali . answer choices. peta politik beralih ke tangan Angkatan Darat. hubungan luar negeri Indonesia dengan Cina mengalami ketegangan. PKI sebagai kekuatan politik telah hancur. pamor politik Presiden Soekarno memudar.
Berikutini dampak sosial politik G 30 S/PKI, kecuali . a. peta politik beralih ke tangan Angkatan Darat b. hubungan luar negeri Indonesia dengan Cina - 264 EnidBatho EnidBatho 09.05.2015 IPS Sekolah Menengah Pertama terjawab Berikut ini dampak sosial politik G 30 S/PKI, kecuali . a. peta politik beralih ke tangan Angkatan Darat b
Berikutini dampak sosial politik G 30 S/PKI, kecuali . A. Peta politik beralih ke tangan Angkatan Darat. B. Hubungan luar negeri Indonesia dengan Cina mengalami ketegangan. C. PKI sebagai kekuatan politik telah hancur. D. Pamor politik Presiden Soekarno memudar
Berikutini dampak sosial politik G-30-S/- - 31866564 nisafatiha04 nisafatiha04 29.08.2020 Sejarah Sekolah Menengah Atas terjawab Berikut ini dampak sosial politik G-30-S/- PKI, kecuali HOTS a. hubungan luar negeri Indonesia dengan Tiongkok mengalami ketegangan b. peta politik beralih ke tangan Angkatan
PKIsebagai kekuatan politik telah hancur Pamor politik Presiden Soekarno memudar. Bagi kalian yang mencari jawaban namun belum bisa juga menemukan jawaban yang benar, dari pertanyaan tentang Berikut Ini Dampak Sosial Politik G30S Pki Kecuali maka pada kesempatan ini kita akan memberi jawaban dan juga pembahasan tepat untuk pertanyaan Berikut
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Jakarta - G30S PKI atau gerakan 30 September yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia PKI menjadi salah satu sejarah pahit bagi pemerintah Indonesia pada waktu itu. Peristiwa ini terjadi tepat hari ini 30/9, 56 tahun merupakan salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia. Partai ini mengakomodir kalangan intelektual, buruh, hingga petani. Pada pemilu tahun 1955, PKI berhasil meraih 16,4 persen suara dan menempati posisi keempat di bawah PNI, Masyumi, dan berdirinya PKI tak lepas dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging ISDV, partai kecil berhaluan kiri yang didirikan oleh tokoh Sosialis Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet atau dikenal dengan Henk dari buku Sejarah untuk Kelas XII oleh Nana Supriatna, ISDV menyusup ke partai-partai lokal baik besar maupun kecil, seperti Sarekat Islam SI. Beberapa tokoh SI yang melejit pada saat itu antara lain Semaoen dan Darsono, yang tak lain berperan penting dalam pendirian tahun 1920-an, ISDV kemudian mengilhami lahirnya PKI dengan Semaoen sebagai ketua dan Darsono menjadi wakilnya. Dalam buku Tan Malaka Pergulatan Menuju Republik 1897-1925 yang ditulis oleh Harry A. Poeze, Tan Malaka sempat mengusulkan PKI sebagai Partai Nasional Revolusioner Indonesia. Namun, nama yang diusulkannya ditolak oleh G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI. Di bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun diperoleh melalui sistem dari buku Api Sejarah 2 oleh Ahmad Mansur Suryanegara, menurut Arnold C. Brackman, DN Aidit mendukung konsep Khrushchev, yakni "If everything depends on the communist, we would follow the peaceful way bila segalanya bergantung pada komunis, kita harus mengikuti dengan cara perdamaian."Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze Dong dan Stalin yang secara terbuka menyatakan bahwa komunisme dikembangkan hanya dengan melalui PKI terjadi pada malam hingga dini hari, tepat pada akhir tanggal 30 September dan masuk 1 Oktober pemberontakan yang dilakukan oleh PKI mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo G30S PKITujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut memiliki lebih dari 3 juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia, setelah RRC dan Uni itu, dikutip dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX oleh Prawoto, beberapa tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI dan menjadikannya sebagai negara Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme G30S PKITindakan dan penyebarluasan ideologi komunis yang dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan dari kelompok anti-komunis. Tindakan tersebut juga mempertinggi persaingan antara elit politik semakin mencuat dan memunculkan desas-desus di masyarakat, terlebih menyangkut kesehatan Presiden Soekarno dan Dewan Jenderal Angkatan tengah kecurigaan tersebut, Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, yakni pasukan khusus pengawal Presiden, memimpin sekelompok pasukan dalam melakukan aksi bersenjata di tersebut bergerak meninggalkan daerah Lubang Buaya. Peristiwa ini terjadi pada tengah malam, pergantian hari Kamis, 30 September 1956 menuju hari Jumat, 1 Oktober yang sebelumnya dinamakan Operasi Takari diubah menjadi gerakan 30 September. Mereka menculik dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat. Aksi tentara tersebut pada tanggal 30 September berhasil menculik enam orang perwira tinggi Angkatan Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo samping itu, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean dan pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit satu Jenderal yang berhasil selamat dari serangan PKI adalah AH Nasution. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan. Sementara itu, G30S PKI di Yogyakarta yang dipimpin oleh Mayor Mulyono menyebabkan gugurnya TNI Angkatan Darat, Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Katamso merupakan Komandan Korem 072/Yogyakarta. Sedangkan Letnan Kolonel Sugiyono merupakan Kepala Staf Korem. Keduanya diculik dan gugur di Desa Kentungan, sebelah utara Belakang G30S PKISecara umum, G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme NASAKOM yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden hal lain yang menyebabkan mencuatkan gerakan yang menewaskan para Jenderal ini adalah ketidakharmonisan hubungan anggota TNI dan juga PKI. Pertentangan pun muncul di antara keduanya. Selain itu, desas desus kesehatan Presiden Soekarno juga turut melatarbelakangi pemberontakan G30S sejarah G30S PKI. Setelah gerakan tersebut berhasil ditumpas, muncul berbagai aksi dari kalangan masyarakat untuk membubarkan PKI. Simak Video "Cerita di Balik Aksi Memukau Swastoe" [GambasVideo 20detik] kri/erd
Berikut Ini Dampak Sosial Politik G30S PKI Kecuali – Pada malam sampai dini hari tahun 1965, peristiwa G30S PKI terjadi pada akhir tanggal 30 September sampai masuk ke tanggal 1 Oktober 1965. Gerakan tersebut sebenarnya mengincar para perwira tinggi TNI AD yang ada di Indonesia. Di kala itu terjadi pembunuhan 6 orang tokoh yang berlangsung dikediaman masing masing. Kemudian untuk target lainnya diculik dan dibawa ke Lubang Buaya. Seperti yang kita tahu bahwa enam perwira tinggi menjadi korban peristiwa G30S PKI hingga tewas seperti Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan. Lalu berikut ini dampak sosial politik G30S PKI kecuali apa saja? Dampak G30S/PKI DN Aidit merupakan pemimpin PKI yang terakhir sebagai pelopor dari gerakan 30 September 1965. DN Aidit mendukung konsep Khrushchev untuk menggantungkan segalanya pada Komunis sehingga harus mengikuti cara perdamaian yang tersedia. Pandangan tersebut berlawanan dengan konsep Mao Ze Dong dan Stalin yang secara terang terangan mengatakan bahwa hanya dengan perang saja perkembangan komunisme dapat dilakukan. Nah kali ini saya akan akan menjelaskan bahwa berikut ini dampak sosial politik G30S PKI kecuali apa saja. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini. Tujuan utama gerakan G30S PKI adalah mengganti negara Indonesia menjadi Komunis dan menggulingkan pemerintahan dari Soekarno. Di kala itu PKI memiliki anggota sekitar 3 juta orang lebih. Maka dari itu mereka dapat menjadi partai Komunis terbesar di dunia nomor 3 setelah RRC dan Uni Soviet. Lantas berikut ini dampak sosial politik G30S PKI kecuali apa saja? Dalam bidang sosial politik tentunya kita menemukan dampak dari adanya gerakan G30S PKI seperti dibawah ini Terbentuk peta kekuasaan politik yang baru, misalnya dalam bidang politik terdapat tentara kekuatan PKI sebagai kekuatan politik di Indonesia sampai bulan Desember politik dan pamor dari Presiden Soekarno semakin meredup. Orang orang PKI atau yang dianggap sebagai anggota PKI ditangkap dan dibunuh dalam jumlah yang banyak meski tidak menyeluruh melalui proses pengadilan menurut segi sosialnya. Penumpasan PKI berlangsung pada tanggal 2 – 5 Oktober 1965 di Jakarta. Namun di Jawa Tengah memerlukan waktu yang lama untuk menumpas PKI karena PKI di wilayah tersebut memiliki basis yang cukup kuat. Namun akhirnya DN Aidit berhasil ditembak di Boyolali melalui beberapa operasi militer, sedangkan penangkapan Letkol Untung Sutopo terjadi di Tegal. Setelah memahami apa itu G30S PKI tersebut, coba kerjakan contoh soal berikut Berikut ini dampak sosial politik G30S PKI kecuali . . .A. Hubungan luar negeri Indonesia dan Cina mengalami keteganganB. PKI sebagai kekuatan politik telah hancurC. Pamor politik Presiden Soekarno memudarD. Peta politik beralih ke Angkatan Darat Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah pilihan D. Peta politik beralih ke Angkatan Darat. Berdasarkan jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa berikut ini dampak sosial politik G30S PKI kecuali peta politik beralih ke Angkatan Darat. Hal ini disebabkan karena Angkatan Darat adalah kekuatan politik dalam peristiwa tersebut yang cukup dominan sebelum dan setelah terjadi peristiwa G30S/PKI.
Dampak G30S/PKI – Peristiwa, Sosial, Politik, Ekonomi & Pengaruh – Terjadinya peristiwa G30 S/PKI 1965 di Indonesia telah memberikan dampak negative dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat, G30S/PKI yang telah kita ketahui yang ingin mengkudeta pemerintahan Indonesia dan mengganti ideology negara yakni pancasila menjadi komunis, yang sangat ditentang oleh rakyat Indonesia. Gerakan 30 September 1965/PKI Setelah pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas, PKI ternyata tetap bergerak di bawah tanah. PKI muncul kembali pada tahun 1950 dalam kehidupan politik Indonesiadan ikut serta dalam pemilu I tahun 1955. Sebab-sebab Munculnya G30S/PKI N. Aidit terpilih menjadi ketua PKItahun 1951, ia dengan cepat membangun kembali PKI yang porak-poranda akibat kegagalan pada tahun 1948. PKI membentuk biro khusus yang secara rahasia bertugas mempersiapkan kader-kader di berbgai organisasi politik. Mempengaruhi Presiden Soekarno. Pimpinan TNI AD membentuk Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap presiden Soekarno pada saat peringatan HUT ABRI tanggal 5 Oktober 1965. Baca Juga Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Gerakan G30S/PKI Kesehatan Presiden semakin menurun. Kamaruzaman yang diangkat sebagai ketua Biro khusus PKI menghubungi kadernya di kalangan ABRI, seperti Brigjen Supardjo, Letkol Untung, Cakrabirawa, Kolonel Sunardi, Maersekal Madya Omar Dani, Kolonel Anwar. Letkol Untung memerintahkan kepada seluruh anggota gerakan untuk siap dan mulai bergerak pada dini hari 1 Oktober 1965 untuk melakukan serangkaian penculikan dan pembunuhan terhadap 6 perwira tinggi dan seorang perwira pertama dari AD. Para korban dibawa ke Lubang Buaya. Mereka dimasukkan ke dalam sumur tua dan ditimbun dengan tanah dan sampah. Ketujuh korban dari TNI AD adalah Letjen Ahmad Yani panglima AD Mayjen R. Soeprapto Deputy II Pangad Mayjen Haryono M. T. Deputy III Pangad Mayjen S. Parman Asisten I Pangad Brigjen D. I. Panjaitan Asisten IV Pangad Brigjen Soetojo Siswomiharjo Letnan Satu Pierre Tendean Ajudan Jend A. H. Nasution Jenderal A. H. Nasution berhasil menyelamatkan diri, tapi putrinya yang bernama Ade Irma Suryani menjadi korban sasaran tembak dari kaum penculik dan kemudian gugur. Pada waktu yang bersamaan, PKI melakukan aksi tersebut di Yogyakarta, Solo, Wonogiri dan Semarang. Dewan Revolusi di daerah Yogyakarta yang diketuai oleh Mayor Mulyono telah melakukan penculikan terhadap Kolonel Katamso dan Letkol Sugiono. Penumpasan G30S/PKI Menetralisipasi pasukan yang berada di sekitar Medan Merdeka yang dimanfaatkan oleh kaum G30S/PKI. Operasi militer tentang penumpasan G30S/PKI mulai dilakukan sore hari. Pasukan RPKAD berhasil menduduki kembali gedung RRI pusat, gedung telekomunikasi dan mengamankan seluruh wilayah Medan Merdeka tanpa terjadi bentrokan senjata. Pasukan Batalyon 238 Kujang/Siliwangi berhasil menguasai lapangan banteng dan mengamankan markas Kodam V/Jaya dan sekitarnya. Presiden Soekarno meninggalkan Halim Perdana Kusuma menuju Istana Bogor. Pasukan RPKAD bergerak menuju sasaran dipimpin oleh Kolonel Subiantoro. Dalam gerakan pembersihan ke kampung-kampung di sekitar lubang buaya, Ajun Brigadir Polisi Sukitman yang sempat ditawan oleh regu penculik berhasil meloloskan diri. Pada tanggal 3 Oktober 1965 berhasil ditemukan jenazah para perwira tinggi AD yang telah dikuburkan dalam sumur tua. Keesokan harinya bertepatan dengan HUT ABRI tanggal 5 Oktober jenazah mereka dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Mereka dianugerahi gelar pahlawan Revolusi. Baca Juga Pengertian Prasasti Menurut Ahli Sejarah Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Mayjen Soeharto ditugaskan untuk pemulihan keamanan dan ketertiban yang terkait dengan G30S/PKI. Kebijakan Presiden Soekarno mengenai penyelesaian G30S/PKI dinyatakan dalam sidang paripurna Kabinet Dwikora tanggal 6 Oktober 1965 di Istana Bogor. Penumpasan G30S/PKI di Jawa Tengah dan Yogyakarta Brigjen Surjosumpeno segera memanggil para perwira untuk melakukan taklimat. Pangdam memerintahkan kepada para pejabat supaya tetap tenang dan berusaha untuk menenangkan rakyat karena situasi yang sebenarnya belum diketahui. Berangkat ke Magelang untuk menyusun kekuatan. Tanggal 2 Oktober membebaskan kota Semarang dengan kekuatan 2 pleton BTR. Kota demi kota yang pernah dikuasai oleh pihak G30S/PKI itu berhasil direbut kembali. Dibentuk Komando Operasi Merapi yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edi Wibowo. Kolonel Sahirman, Kolonel Maryono, dan Kapten Sukarno berhasil ditembak mati. Di Blitar dengan nama Operasi Trisula. Di luar Jakarta dan Jawa Tengah cukup dilakukan dengan Gerakan Operasi Territorial. Didalam memuluskan tujuannya mereka melakukan apa saja termasuk dengan membunuh para TNI AD dan merenggut banyak nyawa serta melakukan berbagai pemberontakan di berbagai wilayah di Indonesia tetapi hal tersebut dapat ditumpas dan PKI di hanguskan. Dalam hal itu PKI membawa berbagai dampak Negatif dalam kehidupan sosial dan politik seperti berikut ini. Baca Juga Sejarah Sumpah Pemuda Dampak Peristiwa G30 S/PKI 1965 Terjadinya peristiwa G30 S/PKI 1965 di Indonesia telah memberikan dampak negatif dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat Indonesia yaitu Dampak Sosial-Politik Peristiwa G30S/PKI Terhadap Masyarakat Indonesia Setelah peristiwa G30S/PKI berakhir, kondisi politik Indonesia masih belum stabil. Situasi Nasional sangat menyedihkan, kehidupan ideologi nasional belum mapan. Sementara itu, kondisi politik juga belum stabil karena sering terjadi konflik antar partai politik. Demokrasi Terpimpin justru mengarah ke sistem pemerintahan diktator. Kehidupan ekonomi lebih suram, sehingga kemelaratan dan kekurangan makanan mterjadi dimana – mana. Presiden Soekarno menyalahkan orang – orang yang terlibat dalam perbuatan keji yang berakhir dengan gugurnya Pahlawan Revolusi serta korban – korban lainnya yang tidak berdosa. Namun Presiden Soekarno menyatakan gerakan semacam G30S/PKI dapat saja terajdi dalam suatu revolusi. Sikap Soekarno ini diartikan lain oleh masyarakat, mereka menganggap Soekarno membela PKI. Akibatnya, popularitas dan kewibawaan Presiden menurun di mata Rakyat Indonesia. Demonstrasi besar – besaran terjadi pada tanggal 10 januari 1966. Para demonstran ini mengajukan tiga tuntutan yang terkenal dengan sebutan TRITURA Tri Tuntutan Rakyat , meliputi sebagai berikut Baca Juga Pengertian Epigrafi Pembubaran PKI. Pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur – unsur OKI. Penurunan harga – harga Perbaikan Ekonomi . Tindakan Pemerintah lainnya adalah mengadakan reshuffle perombakan Kabinet Dwikora. Pembaharuan Kabinet Dwikora terjadi tanggal 21 Februari 1966 dan kemudian disebut dengan Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan. Mengingat jumlah anggota mencapai hampir seratus orang, maka kabinet itu sering disebut dengan Kabinet Seratus Menteri. Menjelang pelantikan Kabinet Seratus Menteri pada tanggal 24 Februari 1966, KAMI melakukan aksi serentak. Dalam demonstrasi itu gugur seorang mahasiswa Universitas Indonesia, Arief Rahman Hakim. Peristiwa itu berpengaruh besar terhadap maraknya gelombang aksi demonstrasi. Di Istana Bogor ketiga perwira tinggi itu mengadakan pembicaraan langsung dengan Presiden yang didampingi oleh Dr. Subandrio, Dr. J. Leimena dan Dr. Chaerul Saleh. Sesuai dengan kesimpulan pembicaraan, maka ketuga perwira TNI – AD itu bersama dengan Komandan Resimen Cakrabirawa, Brigjen Sabur diperintahkan membuat konsep surat perintah kepada Letjen Soeharto yang kemudian Surat Perintah itu lebih dikenal dengan sebutan Surat Perintah 11 Maret Supersemar . Isi pokoknya adalah memerintahkan kepada Letjen Soeharto atas nama Presiden untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketertiban serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan presiden. Baca Juga Lambang ASEAN dan Artinya Dampak Politik Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia. Kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab muncul pertentangan dalam lembaga tinggi negara. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan PKI sehingga menimbulkan kemarahan rakyat. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakukan rakyat beserta mahasiswa yang tergabung dalam KAMI, KAPPI dan KAPI menuntut pembubaran terhadap PKI beserta ormas-ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat yaitu 1. Pembubaran PKI. 2. Pembersihan Kabinet Dwikora dan Unsur-unsur PKI. 3. Penurunan harga-harga barang. Pemerintah mengadakan reshuffle pembaharuan terhadap Kabinet Dwikora menjadi Kabinet Dwikora yang disempurnakan dengan ditunjuknya kabinet yang anggotanya seratus menteri sehingga dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri. Akan tetapi pembentukan kabinet tersebut ditentang oleh KAMI dan rakyat banyak sebab dalam kabinet tersebut masih dijumpai menteri-menteri yang pro-PKI atau mendukung PKI Sehingga mereka melakukan aksi ke jalan dengan mengenpeskan ban-ban mobil para calon menteri yang akan dilantik. Aksi tersebut menewaskan seorang mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim, Kematian Arif Rahman Hakim tersebut memengaruhi munculnya aksi demonstrasi yang lebih besar yang dilakukan mahasiswa dan para pemuda Indonesia di Jakarta maupun di daerah-daerah lainnya. Pada tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI sebab dianggap telah menjadi pemicu munculnya aksi demonstrasi dan turun ke jalan yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia dan mahasiswa Indonesia. Pada tanggal 11 Maret 1966 diselenggarakan sidang kabinet yang ingin membahas kemelut politik nasional. Namun sidang ini tidak dapat diselesaikan dengan baik karena adanya pasukan tak dikenal yang ada di luar gedung yang dianggap membahayakan keselamatan Presiden Soekarno. Pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau yang dikenal dengan istilah Supersemar yang isinya Presiden Soekarno memberi perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap penting dan perlu agar terjamin keamanan dan ketertiban, jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden. Baca Juga Romusha Adalah Dampak Ekonomi Untuk dibidang Ekonomi, terjadinya Peristiwa G30 S/PKI telah menyebabkan akibat yang berupa inflasi yang tinggi yang diikuti oleh kenaikan harga barang, bahkan melebihi 600 persen setahun untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah mengeluarkan dua kebijakan ekonomi yaitu Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu Rp 1000 menjadi Rp 100. Menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali lipat tetapi kebijakan ini menyebabkan kenaikan harga barang yang sulit untuk dikendalikan. Dampak Negatif dan Positif G 30 S-PKI Dampak Negatif banyak pahlawan kita banyak yang gugur hubungan diplomatik dengan negara komunias menjadi renggang terjadi penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara kita Dampak Positif kita dapat lebih waspadai terhadap serangan yang mnyerang NKRI baik dari dalam maupun luar kita dapat bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah jati diri bangsa kita dengan adanya g30s pki kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih kuat Baca Juga Perang Puputan Margarana Demikianlah pembahasan mengenai Dampak G30S PKI – Peristiwa, Sosial, Politik, Ekonomi & Pengaruh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
berikut ini dampak sosial politik g30s pki kecuali